0 Comments

Networking yang Berkesan, Bukan Basa-Basi

Acara bisnis, konferensi, atau seminar sering kali dipenuhi orang yang saling menyodorkan kartu nama. Tapi, berapa banyak yang benar-benar kamu ingat? Networking yang baik bukan soal jumlah kartu yang dikumpulkan—melainkan koneksi bermakna yang dibangun dengan cara yang autentik.

Networking pintar adalah seni menjalin relasi yang relevan, terarah, dan membuahkan kolaborasi jangka panjang. Untuk itu, kamu perlu strategi lebih dari sekadar hadir dan menyapa.


Kesalahan Umum Saat Networking

  • Hanya fokus memperkenalkan diri tanpa mendengarkan
  • Terlalu “menjual” diri secara agresif
  • Tidak melakukan riset siapa yang akan hadir
  • Tidak tahu apa yang ingin dicapai dari networking
  • Tidak follow-up setelah acara

Prinsip Networking Profesional yang Efektif

1. Jangan Jadi Penjual, Jadilah Pendengar Aktif

Networking bukan sesi pitching nonstop. Dengarkan lebih banyak daripada berbicara. Tunjukkan ketertarikan pada cerita orang lain.

2. Punya Tujuan yang Jelas

Sebelum hadir, tanyakan: Apa yang ingin saya pelajari? Siapa yang ingin saya temui? Apa nilai yang bisa saya tawarkan?

3. Bangun Koneksi, Bukan Transaksi

Orang tidak akan mengingat jabatanmu, tapi bagaimana kamu membuat mereka merasa nyaman dan dihargai.

4. Gunakan Bahasa Tubuh Terbuka

Tersenyum, lakukan kontak mata, berjabat tangan dengan tegas (jika offline), dan jangan terlalu sering melihat ponsel.


Panduan Membuat Elevator Pitch (Profil Networking 60 Detik)

Elevator pitch adalah perkenalan singkat yang menggambarkan siapa kamu, apa yang kamu kerjakan, dan nilai unik yang kamu tawarkan—semua dalam waktu sekitar satu menit.

Gunakan formula sederhana berikut:

Struktur Elevator Pitch:

1. Siapa kamu (Identitas Profesional)
“Saya [nama], seorang [jabatan/fungsi] di [perusahaan/bidang].”

2. Apa yang kamu kerjakan atau kuasai (Keahlian/Nilai Tambah)
“Saya membantu [target audiens] untuk [solusi yang kamu tawarkan].”

3. Apa yang membedakan kamu (Fokus atau keunikan)
“Fokus saya saat ini adalah [tren/spesialisasi/kebutuhan yang sedang naik].”

4. Penutup ringan atau ajakan
“Kalau Anda tertarik ngobrol lebih lanjut soal [topik], saya akan senang berdiskusi.”


Contoh Elevator Pitch:

“Saya Dimas, digital marketing strategist di sektor F&B startup.
Fokus saya membantu brand lokal meningkatkan penjualan lewat kampanye konten dan iklan performa.
Saat ini, saya sedang banyak eksplorasi soal integrasi AI dalam strategi iklan digital.
Kalau Anda tertarik diskusi tentang tren ini, saya akan sangat senang berbagi insight.”

Durasi: 45–60 detik. Ringkas, padat, dan terbuka untuk lanjut.


Tips Networking Saat Event

  • Siapkan kartu nama secara kontekstual (gunakan versi khusus untuk event tertentu jika perlu)
  • Follow up maksimal 24 jam setelah bertemu (email atau pesan singkat)
  • Bangun hubungan dengan memberi lebih dulu—bisa berupa insight, referensi, atau ide kolaborasi
  • Hindari menginterupsi obrolan orang lain atau terlihat “mengejar” target
  • Gunakan media sosial (LinkedIn, dsb.) untuk koneksi lanjutan yang profesional

Checklist Networking Pintar

  • Sudah riset siapa yang hadir
  • Punya tujuan yang jelas
  • Siapkan elevator pitch
  • Bawa kartu nama fisik atau digital
  • Aktif mendengarkan
  • Follow up dengan sopan dan relevan

Kesimpulan

Networking bukan soal kuantitas, tapi kualitas relasi yang kamu bangun. Dengan pendekatan yang sopan, pitch yang terstruktur, dan kehadiran yang tulus, kamu bisa menciptakan kesan profesional yang bertahan lama—bahkan dari obrolan 60 detik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts