Menghindari Konflik dalam Negosiasi

Negosiasi adalah bagian penting dari kehidupan profesional, mulai dari menentukan harga kerja sama hingga menyepakati tugas proyek tim. Namun, negosiasi bisa berubah menjadi konflik jika tidak dikelola dengan baik. Lalu, bagaimana cara menjaga diskusi tetap konstruktif dan menghindari pertikaian?


1. Fokus pada Kepentingan, Bukan Posisi

Salah satu penyebab konflik dalam negosiasi adalah ketika kedua pihak terlalu fokus pada posisi masing-masing. Misalnya: “Saya ingin harga Rp10 juta,” vs “Saya hanya punya anggaran Rp7 juta.”

Untuk menghindari konflik, alihkan fokus dari “apa yang diinginkan” ke “mengapa itu penting.” Gali kepentingan di balik posisi tersebut. Bisa jadi, si A butuh kompensasi atas waktu kerja tambahan, sementara si B perlu memastikan proyek selesai tepat waktu dengan budget terbatas. Dengan mengetahui alasan di balik keinginan, solusi kreatif lebih mudah ditemukan.


2. Dengarkan Secara Aktif dan Validasi Pandangan Lawan

Kesalahan umum dalam negosiasi adalah terlalu cepat menanggapi, membantah, atau membela posisi. Padahal, mendengarkan aktif adalah senjata utama untuk menghindari konflik.

Tunjukkan bahwa kamu memahami perspektif lawan bicara:

  • Ulangi poin penting mereka.
  • Gunakan kalimat seperti: “Saya mengerti bahwa Anda menginginkan…”
  • Tunjukkan empati tanpa harus setuju.

Pendekatan ini membantu menurunkan tensi emosional dan membuka ruang dialog yang lebih sehat.


3. Gunakan Bahasa yang Netral dan Kolaboratif

Bahasa yang digunakan dalam negosiasi sangat memengaruhi arah pembicaraan. Hindari kata-kata yang bersifat menuduh, menyalahkan, atau ultimatum. Misalnya:

  • Hindari: “Anda tidak menghargai kerja keras saya.”
  • Ganti dengan: “Saya merasa kontribusi saya bisa lebih diapresiasi.”

Gunakan kata “kita” untuk membangun semangat kolaboratif. Contoh:

  • “Bagaimana jika kita cari jalan tengah yang bisa menguntungkan kedua pihak?”

4. Jangan Bawa Emosi ke Meja Negosiasi

Negosiasi yang sukses memerlukan kontrol emosi. Jika merasa mulai tersulut, beri jeda. Tarik napas, ajukan istirahat sejenak, atau pindahkan pembahasan ke poin lain.

Latih kesadaran diri (self-awareness) dan regulasi emosi (emotional regulation) agar pembicaraan tetap tenang dan rasional. Ingat, tujuan utama bukan menang, tapi mencapai kesepakatan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.


5. Siapkan Alternatif & Rencana Cadangan

Sebelum negosiasi dimulai, miliki BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement) atau opsi cadangan terbaik jika negosiasi tidak berhasil. Memiliki alternatif membuatmu lebih percaya diri dan fleksibel tanpa tekanan.

Dengan persiapan matang, kamu bisa berdiskusi tanpa rasa terancam—dan itu mengurangi risiko konflik.


Kesimpulan

Menghindari konflik dalam negosiasi bukan berarti menghindari perbedaan pendapat. Justru, perbedaan bisa menjadi dasar untuk inovasi dan kerja sama lebih baik—asal ditangani dengan komunikasi yang tepat. Dengarkan, fokus pada kepentingan bersama, dan jaga bahasa tetap netral. Dengan begitu, negosiasi menjadi proses yang memperkuat hubungan, bukan merusaknya.